- Back to Home »
- Masyarakat Hukum Adat Suku Sasak di Pulau Lombok
Posted by : Unknown
Rabu, 29 Mei 2013
a.Geografis dan Keadaan Tanah
Pulau Lombok adalah salah satu dari gugusan kepulauan Nusantara yangterletak di sebelah timur Pulau Bali dan sebelah barat Pulau Sumbawa. Di sebelahutara berbatasan dengan Laut Jawa dan Samudara Hindia di sebelah selatan. Di pulau ini terdapat tiga kabupaten yakni, Kabupaten Lombok Barat, KabupatenLombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Timur, dan satu Kotamadya yaitu ;Kotamadya Mataram. Kota Mataram merupakan ibukota Provinsi Nusa TenggaraBarat. Penduduk Pulau Lombok mayoritas Suku Sasak, di samping itu ada SukuBali, Jawa, Sumbawa, Arab, dan Cina. Lapangan pekerjaan utama masyarakatLombok adalah petani, nelayan, kerajinan tangan, pertukangan, dan jual-beli.Sejarah pembentukan daerah ini tidak lepas dari politik dan system pemerintahan yang pernah ada. Pada tanggal 19 Agustus 1945 dua hari setelah proklamasi kemeerdekaan Pulau Bali, Pulau Lombok, Pulau Sumbawa, PulauFlores, Pulau Timor Rote, Pulau Sumba, dan Pulau Sawu digabung ke dalamProvinsi Sunda Kecil dengan ibukota di Singaraja Bali dan dipimpin oleh seorangGubernur I Gusti Ketut Pudja. Pada tanggal 14 Agustus 1958 provinsi ini kemudiandipecah menjadi tiga provinsi yaitu, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan NusaTenggara Timur (NTT).Di pulau ini terdapat dua geologi utama yaitu, lingkungan gunung berapi disebelah utara dan lingkungan rendah tua di bagian selatan. Daerah yang paling berpengaruh dengan adanya gunung berapi di lapisan atasnya dan bergunung tua dilapisan bawah adalah Gunung Rinjani, Gunung Pinikan, dan Gunung Nangi. Dan pegunungan bagian selatan merupakan daerah geologi yang terutama tersusun dari batuan tertier yang gunung terdiri dari Gunung Mareje dan Gunung Sasak.Ditilik dari iklimnya Pulau Lombok merupakan daerah yang beriklim tropis.Ada dua nusim yang mempengaruhi daerah ini sepanjang tahun yaitu musim hujan pada bulan November sampai dengan bulan April dan musim kemarau antara bulanMei sampai dengan bulan Oktober. Musim basah berkisar antara bulan April dan bulan November.
Sungai-sungai di pulau ini ada yang bermuara ke utara seperti sungai (kokok disingkat K) K. Puleh, K. Sosong, K. Sengak, K. Amor-amor, K. Ree, k. Muntur, K.Rasing, K. Salut, K. Mayung, dan K. Rajak. Yang bermuara ke sebelah selatan barat : K. Meninting, K. Jangkuk, K. Sesaot, K. Babak, K. Dodokan, K. Jelanteng,dan K. Air Sayang. Yang bermuara ke selatan : K. Menanga dan K. Gianti. Danyang bermuara ke sebelah timur dan tenggara : K. Leper, K. Deso, K. Meringgik, K.Tebusilung, K. Jurangkaol, K. Aik Amapak, K. Palung, dan K. Tonggak.
b.Adat Istiadat
Masyarakat Pulau Lombok terutama etnis Sasak yang tinggal di desa-desasangat mempertahankan adat-istiadat dan system norma dalam kehidupankesehariannya. Masing-masing dusun atau desa mempunyai
awiq-awiq dusun
(aturan dusun atau desa) yang ditetapkan oleh para tokoh agama dan tokohmasyarakat dan bagi mereka yang melanggar akan dikenakan sanksi sesuaikesepakatan.System pelapisan social (Social Startification) tradisional masyarakat SukuSasak berasaskan
triwangsa
. Asas Triwangsa (tiga keturunan) pada masyarakatSuku Sasak umumnya terdiri dari :
Pertama
,
tingkat tertinggi yang termasuk didalamnya
Raden
atau
Datu
. Strata tertinggi ini biasanya dipanggil
Raden
atau
Danune bagi
kaum laki-laki dan
dende
untuk kaum perempuan.
Kedua
, tingkat perdana yang termasuk di dalamnya
permenak
dan
perbapa
.
Sedangkan kaum perempuan dari strata kedua ini sering disebut
lale
atau
baiq
dan jika telah kawindipanggil
mamiq bini
.
Ketiga
, tingkat kaula bala yang terdiri dari jajar karang dan panjak pinak (hamba sahaya). Masyarakat dari tingkat ini sering dipanggil
Lok
untuk laki-laki yang belum kawin, dan
le
bagi perempuan yang belum kawin. Dan jika telah kawin maka akan dipanggil
amaq
untuk dan
inaq
untuk perempuan.Penetapan pelapisan social berdasarkan keturunan ini kemudian diaplikasikan pada tatanan yang normative yang sering disebut
aji krame
.
Dalam catatannya
1
Aji krame terdiri dari dua suku kata : aji dan karma. Aji berarti harga atau nilaisedangkan karma berarti suci atau terkadang berarti aerah atau kesatuan penduduk dalam suatuwilayah dalam wilayah adat. Dengan demikian Aji Krama berarti lambing adat atau nilai sucidari suatu strata social adat sasak berdasarkan wilayah adatnya.
tentang aj kramenya masing-masing strata. Masyarakat yang berasal ari strataterendah (sepangan atau panajak) atau yang disebut strata
perwangsa perbapa
dengan aji karma 66 samapi 99, dan yang tertinggi strata perwangsa permenak ataudatu raden dengan aji karma 100 sampai 200.16
. Namun demikian, menurut GdeParman terjadi Aji Krama sebagai lambang adat antara daerah dengan daerah lain.Di Desa Pujut atau Bon Jeruk Raden aji kramanya 200 (ini sudah tidak ada) ,Menak aji kramenya 100, Perbape sebesar 66, Perdanan sebesar 50, Jajar Karangsebesar 33-7/400, dan Sepangan sebsar 3/400 (sudah tidak ada). Di Gerung danKuripan ; Raden : 200 (sudah tidak ada). Di Praya ; Raden (sudah tidak ada),Permenak : 100, Perwangsa : 66, Jajar Karang : 33, dan Sepangan : 17. Dan diTanjung Lombok Utara : Datu : 10.000, Raden : 8.000, Luput : 6.850, dan Perjaka :4.850. dan yang merupakan consensus, pokok-pokok aji karma tersebut adalah :Raden : 200, Permenak : 100, Perbape : 66, dan Jajar Karang : 33, serta Sepangan :17
.Asas
Triwangsa
sebagai pelapisan social tradisional menentukan keturunandari garis laki-laki. Artinya anak yang dilahirkan dari sebuah perkawinan akanmengikuti nasab (pertalian darah) pihak laki-laki (bapaknya), sehingga jika seoranglaki-laki yang berstrata Lalu atau Gede mengawini wanita berstrata Jajar Karangmaka anak yang lahir tersebut akan mengikuti strata bapaknya. Anak yangdilahirkan dapat dipanggil Lalu, Gede, Baiq, atau Lale. Sebaliknya jika laki-laki berstrata Jajar Karang mengawini wanita berstrata raden atau permenak, maka anak yang dilahirkan tidak mengikuti strata ibunya, melainkan akan mengikuti strataayahnya.System perkawinan seperti ini memang sering kali menimbulkan konflik serta prcekcokan antara kedua belah pihak yang bahkan sering kali menimbulkan peemutusan tali kekeluargaan. Dan perwaliannya pun tidak jarang diserahkankepada wali hakim (wali ‘adilal). Dan system ini selalu menjadi tumbal kritikan dari berbagai kalangan karena dianggap sebagai warisan dari ajaran Hindu-Bali yangmengabsahkan adanaya kasta (pelapisan dari aspek keturunan). Dan dalam nada
2
Fat Zakaria, Mozaik, hal 184
3
Gde Parman, Kitab Adat Sasak Dulang I Perkawinan. Aji Kraka Pembayun, Cendrasengkala,Mataram, Lembaga Pembakuan Dan Penyebaran Adat Sasak Mataram Lombok, 1995, hal 23-24.
Masyarakat Hukum Adat Suku Sasak di Pulau Lombok Oleh: Daud Azhari, SH.a.Geografis dan Keadaan Tanah
Pulau Lombok adalah salah satu dari gugusan kepulauan Nusantara yangterletak di sebelah timur Pulau Bali dan sebelah barat Pulau Sumbawa. Di sebelahutara berbatasan dengan Laut Jawa dan Samudara Hindia di sebelah selatan. Di pulau ini terdapat tiga kabupaten yakni, Kabupaten Lombok Barat, KabupatenLombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Timur, dan satu Kotamadya yaitu ;Kotamadya Mataram. Kota Mataram merupakan ibukota Provinsi Nusa TenggaraBarat. Penduduk Pulau Lombok mayoritas Suku Sasak, di samping itu ada SukuBali, Jawa, Sumbawa, Arab, dan Cina. Lapangan pekerjaan utama masyarakatLombok adalah petani, nelayan, kerajinan tangan, pertukangan, dan jual-beli.Sejarah pembentukan daerah ini tidak lepas dari politik dan system pemerintahan yang pernah ada. Pada tanggal 19 Agustus 1945 dua hari setelah proklamasi kemeerdekaan Pulau Bali, Pulau Lombok, Pulau Sumbawa, PulauFlores, Pulau Timor Rote, Pulau Sumba, dan Pulau Sawu digabung ke dalamProvinsi Sunda Kecil dengan ibukota di Singaraja Bali dan dipimpin oleh seorangGubernur I Gusti Ketut Pudja. Pada tanggal 14 Agustus 1958 provinsi ini kemudiandipecah menjadi tiga provinsi yaitu, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan NusaTenggara Timur (NTT).Di pulau ini terdapat dua geologi utama yaitu, lingkungan gunung berapi disebelah utara dan lingkungan rendah tua di bagian selatan. Daerah yang paling berpengaruh dengan adanya gunung berapi di lapisan atasnya dan bergunung tua dilapisan bawah adalah Gunung Rinjani, Gunung Pinikan, dan Gunung Nangi. Dan pegunungan bagian selatan merupakan daerah geologi yang terutama tersusun dari batuan tertier yang gunung terdiri dari Gunung Mareje dan Gunung Sasak.Ditilik dari iklimnya Pulau Lombok merupakan daerah yang beriklim tropis.Ada dua nusim yang mempengaruhi daerah ini sepanjang tahun yaitu musim hujan pada bulan November sampai dengan bulan April dan musim kemarau antara bulanMei sampai dengan bulan Oktober. Musim basah berkisar antara bulan April dan bulan November.
Sungai-sungai di pulau ini ada yang bermuara ke utara seperti sungai (kokok disingkat K) K. Puleh, K. Sosong, K. Sengak, K. Amor-amor, K. Ree, k. Muntur, K.Rasing, K. Salut, K. Mayung, dan K. Rajak. Yang bermuara ke sebelah selatan barat : K. Meninting, K. Jangkuk, K. Sesaot, K. Babak, K. Dodokan, K. Jelanteng,dan K. Air Sayang. Yang bermuara ke selatan : K. Menanga dan K. Gianti. Danyang bermuara ke sebelah timur dan tenggara : K. Leper, K. Deso, K. Meringgik, K.Tebusilung, K. Jurangkaol, K. Aik Amapak, K. Palung, dan K. Tonggak.
b.Adat Istiadat
Masyarakat Pulau Lombok terutama etnis Sasak yang tinggal di desa-desasangat mempertahankan adat-istiadat dan system norma dalam kehidupankesehariannya. Masing-masing dusun atau desa mempunyai
awiq-awiq dusun
(aturan dusun atau desa) yang ditetapkan oleh para tokoh agama dan tokohmasyarakat dan bagi mereka yang melanggar akan dikenakan sanksi sesuaikesepakatan.System pelapisan social (Social Startification) tradisional masyarakat SukuSasak berasaskan
triwangsa
. Asas Triwangsa (tiga keturunan) pada masyarakatSuku Sasak umumnya terdiri dari :
Pertama
,
tingkat tertinggi yang termasuk didalamnya
Raden
atau
Datu
. Strata tertinggi ini biasanya dipanggil
Raden
atau
Danune bagi
kaum laki-laki dan
dende
untuk kaum perempuan.
Kedua
, tingkat perdana yang termasuk di dalamnya
permenak
dan
perbapa
.
Sedangkan kaum perempuan dari strata kedua ini sering disebut
lale
atau
baiq
dan jika telah kawindipanggil
mamiq bini
.
Ketiga
, tingkat kaula bala yang terdiri dari jajar karang dan panjak pinak (hamba sahaya). Masyarakat dari tingkat ini sering dipanggil
Lok
untuk laki-laki yang belum kawin, dan
le
bagi perempuan yang belum kawin. Dan jika telah kawin maka akan dipanggil
amaq
untuk dan
inaq
untuk perempuan.Penetapan pelapisan social berdasarkan keturunan ini kemudian diaplikasikan pada tatanan yang normative yang sering disebut
aji krame
.
Dalam catatannya
1
Aji krame terdiri dari dua suku kata : aji dan karma. Aji berarti harga atau nilaisedangkan karma berarti suci atau terkadang berarti aerah atau kesatuan penduduk dalam suatuwilayah dalam wilayah adat. Dengan demikian Aji Krama berarti lambing adat atau nilai sucidari suatu strata social adat sasak berdasarkan wilayah adatnya.
tentang aj kramenya masing-masing strata. Masyarakat yang berasal ari strataterendah (sepangan atau panajak) atau yang disebut strata
perwangsa perbapa
dengan aji karma 66 samapi 99, dan yang tertinggi strata perwangsa permenak ataudatu raden dengan aji karma 100 sampai 200.16
. Namun demikian, menurut GdeParman terjadi Aji Krama sebagai lambang adat antara daerah dengan daerah lain.Di Desa Pujut atau Bon Jeruk Raden aji kramanya 200 (ini sudah tidak ada) ,Menak aji kramenya 100, Perbape sebesar 66, Perdanan sebesar 50, Jajar Karangsebesar 33-7/400, dan Sepangan sebsar 3/400 (sudah tidak ada). Di Gerung danKuripan ; Raden : 200 (sudah tidak ada). Di Praya ; Raden (sudah tidak ada),Permenak : 100, Perwangsa : 66, Jajar Karang : 33, dan Sepangan : 17. Dan diTanjung Lombok Utara : Datu : 10.000, Raden : 8.000, Luput : 6.850, dan Perjaka :4.850. dan yang merupakan consensus, pokok-pokok aji karma tersebut adalah :Raden : 200, Permenak : 100, Perbape : 66, dan Jajar Karang : 33, serta Sepangan :17
.Asas
Triwangsa
sebagai pelapisan social tradisional menentukan keturunandari garis laki-laki. Artinya anak yang dilahirkan dari sebuah perkawinan akanmengikuti nasab (pertalian darah) pihak laki-laki (bapaknya), sehingga jika seoranglaki-laki yang berstrata Lalu atau Gede mengawini wanita berstrata Jajar Karangmaka anak yang lahir tersebut akan mengikuti strata bapaknya. Anak yangdilahirkan dapat dipanggil Lalu, Gede, Baiq, atau Lale. Sebaliknya jika laki-laki berstrata Jajar Karang mengawini wanita berstrata raden atau permenak, maka anak yang dilahirkan tidak mengikuti strata ibunya, melainkan akan mengikuti strataayahnya.System perkawinan seperti ini memang sering kali menimbulkan konflik serta prcekcokan antara kedua belah pihak yang bahkan sering kali menimbulkan peemutusan tali kekeluargaan. Dan perwaliannya pun tidak jarang diserahkankepada wali hakim (wali ‘adilal). Dan system ini selalu menjadi tumbal kritikan dari berbagai kalangan karena dianggap sebagai warisan dari ajaran Hindu-Bali yangmengabsahkan adanaya kasta (pelapisan dari aspek keturunan). Dan dalam nada
2
Fat Zakaria, Mozaik, hal 184
3
Gde Parman, Kitab Adat Sasak Dulang I Perkawinan. Aji Kraka Pembayun, Cendrasengkala,Mataram, Lembaga Pembakuan Dan Penyebaran Adat Sasak Mataram Lombok, 1995, hal 23-24.
Blog Archive
-
▼
2013
(
25
)
-
▼
Mei
(
13
)
- Memahami Huruf Pembuka Surah Al-Qur’an
- Urutan Turunnya Wahyu Al-Qur’an (Tabel)
- Cara Mengirim Email Lewat Gmail
- Langkah-Langkah Cara Membuat Email di Yahoo
- Cara memaksa Komputer agar booting dari USB Flashdisk
- Cara menginstall Windows 7 melalui USB Flashdisk
- Langkah2 Cara Menginstall windows 8 (Lengkap denga...
- Masyarakat Hukum Adat Suku Sasak di Pulau Lombok
- UPACARA ADAT SUKU SASAK UNTUK MENOLAK BALA
- PAKAIAN, TARIAN, RUMAH ADAT, SENJATA TRADISIONAL,S...
- Rumah & Baju Adat Suku Sasak
- KEKAYAAN INDONESIA
- PERAWATAN WAJAH
-
▼
Mei
(
13
)